Category Archives: Aisyah

Photo Session dan Orgy

Semuanya berawal dari fantasi. Apa yang kutulis dalam jurnal kali ini adalah fantasi yang berwujud menjadi kenyataan.

TKP, apartemen tempat Aisyah disetubuhi tampak luar

TKP, apartemen kumuh di Jalan Abraham, belakang Bukit Bintang, tampak luar

Ini semua terkait dengan sebuah website yang aku kelola, yang juga merupakan obsesiku. Menurutku, fantasi seks yang paling hebat adalah menyaksikan seorang wanita cantik, terutama seorang istri, yang disetubuhi oleh banyak lelaki lain, baik secara bersama-sama maupun bergantian. Akan lebih baik lagi bila lelaki-lelaki itu memiliki fisik yang buruk rupa.

Aku punya ide untuk mengorganisasi event semacam itu lalu mengabadikannya melalui foto-foto yang indah.

Banyak cara yang sudah kutempuh untuk mewujudkannya, termasuk dengan bantuan seorang kawan baik yang mempublikasikan ide ini melalui website dia. Sayangnya sampai sejauh ini belum berhasil juga. Sampai akhirnya tiba suatu saat di mana aku berhasil membuktikan pepatah lama: “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.”

Dalam beberapa tahun terakhir ini aku banyak melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, salah satunya ke Kuala Lumpur. Di kota ini pula aku sempat berkenalan dengan Josephine, seorang freelance spa therapist. Gadis China dari Penang ini berusia 25 tahun. Aku sudah sekitar dua tahun menjadi customer setianya. Dalam perjalanan yang cukup panjang itu pula aku berhasil menjadikannya sebagai TTM-ku.

Jadinya, setiap kali aku pergi ke KL, aku tak perlu cari PSK secara ketengan. Josephine sudah bisa memberiku pijatan yang super enak, seperti yang pernah kuceritakan di sini, dan ditambah dengan hubungan badan pula.

Karena keintimanku dengannya, wajarlah kalau kami sudah biasa saling curhat. Biasanya kami melakukan itu di pagi hari saat weekend setelah bergulat berdua dan lalu tidur berdekapan semalaman. Di suatu minggu pagi yang cerah, aku menceritakan ideku itu kepada Josephine.

Josephine ternyata sangat mendukung ide liarku. Ia bahkan menawarkan Raju dan Uncle, teman serumahnya, untuk menjadi model pria jika aku mau melakukan photo session ini di KL. Aku sudah tahu kedua lelaki itu karena aku kerap menginap di tempat Josephine. Raju adalah seorang pemuda Tamil berkulit hitam, sedangkan Uncle (aku tak pernah ingat nama China-nya) adalah seorang lelaki China tua dari Sabah yang berusia sekitar 50 tahunan.

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi dan difoto

Ia bahkan menawarkan photo session itu mengambil tempat di rumahnya. Memang rumahnya cukup mewakili fantasiku. Rumah Josephine adalah sebuah flat kecil dan kumuh dengan 3 kamar. Letaknya pun di pemukiman kumuh di belakang tempat hiburan malam Bukit Bintang.

Aku senang sekali dengan dukungan Josephine. Sayangnya ia menolak menjadi foto modelku kalau model prianya adalah teman-teman serumahnya. Soalnya selama ini mereka bertiga telah menjadi teman serumah yang baik. Kalau dicampuri dengan hubungan seks tentunya akan menjadi jauh lebih rumit. Fair enough, aku bisa mengerti sih dengan pendiriannya.

Josephine mengusulkan Aisyah saja yang menjadi model wanitanya. Kupikir-pikir, itu bukan ide yang jelek.

Aisyah adalah bawahanku di kantor yang sudah merangkap sebagai TTM-ku sejak beberapa tahun terakhir ini. Usianya tahun ini genap 33 tahun dan sudah punya 3 orang anak. Cewek Batak ini orangnya manis dan manja. Di samping itu body-nya pun masih terbilang lumayan untuk ukuran seorang ibu muda.

Membujuk Aisyah untuk menjadi foto modelku sebetulnya terbilang susah. Mulanya ia menolak mentah-mentah dengan alasan takut ketahuan suami, anak-anak, dan keluarganya. Pertimbangan yang sangat masuk akal dan bisa kupahami sebetulnya. Untungnya aku menganut filosofi “never take no for an answer”.

Setelah aku mematangkan rencanaku untuk melakukan photo session di KL, di mana tak ada orang yang akan mengenal dia, ditambah lagi dengan persetujuan bahwa aku tak akan mempublikasikan foto-fotonya via internet, akhirnya Aisyah luluh juga. Apalagi ketika kuberi tahu kalau para model pria adalah teman-teman serumah Josephine selama bertahun-tahun.

Aisyah memang sangat percaya kepada Josephine. Sudah setahun terakhir ini kami secara rutin melakukan threesome tiap bulan. Kami biasa melakukannya di KL karena aku selalu bisa mendapatkan cara untuk mengajak Aisyah melakukan perjalanan dinas ke sana.

Aisyah dan cincin kawinnya

Aisyah malu-malu memperlihatkan cincin kawinnya sebelum acara dimulai. Ibu 3 anak ini tidak mengenakan apa-apa kecuali cincin kawinnya selama acara berlangsung.

Bahkan aku mendapatkan hal yang lebih dari yang kuharapkan. Aisyah ternyata juga setuju untuk melakukan hubungan badan beneran dengan kedua model pria untuk kesuksesan photo session-ku! Padahal tadinya aku cuma berharap ia mau difoto bugil saja bersama-sama mereka. Hanya saja waktu aku bilang bahwa ia pun harus mau bersetubuh dengan para model pria, ditambah dengan sedikit bujuk rayu dan negosiasi, akhirnya ternyata Aisyah mau juga. Ya sudah, senanglah hatiku…. (Hehehe… kalau Aisyah membaca ini, pastilah ia marah-marah dan mencubitku… but it’s too late, honey… lagian kamu kan ternyata suka juga….)

Singkatnya, pemotretan berjalan cukup lancar walaupun awalnya beberapa di antara kami cukup grogi juga. Seperti yang sudah disanggupi, Aisyah akhirnya melakukan threesome bersama Raju dan Uncle. Sementara aku menangkap peristiwa itu dari berbagai sudut. Benar-benar pengalaman yang luar biasa dan sangat sulit untuk dilupakan!

Klimaksnya, Raju dan Uncle menyemprotkan air mani mereka ke muka Aisyah. Kami semua tertawa melihat wajah Aisyah yang berantakan! Demikianlah kesudahan photo session yang telah kuidamkan sejak lama.

Aisyah minta izin untuk mencuci mukanya dulu. Sambil beristirahat, kami ngobrol dan makan malam dengan Domino’s Pizza yang kupesan setengah jam sebelumnya. Tadinya aku dan Aisyah berencana untuk pulang ke hotel kami setelah acara itu tapi rencana kami berubah setelah kami selesai makan malam.

Makan malam kami, Domino's Pizza

Walaupun relatif sederhana tapi ini jadi salah satu makan malam terlezat dan paling berkesan bagi kami

Kami putuskan untuk menginap di rumah mereka saja malam itu. Kami sepakat kalau Aisyah akan tidur sekamar dengan Raju dan Uncle, sementara aku tidur sekamar bersama Josephine. Tiap pasangan bebas melanjutkan hubungan seks di kamar masing-masing. Aku hanya berpesan kepada Aisyah dan kedua pejantannya supaya tidak mengunci pintu kamar mereka supaya aku bisa masuk sewaktu-waktu. Kamera kutinggalkan bersama mereka bertiga, kalau-kalau mereka mau mengabadikan pertempuran lanjutan mereka.

Tadinya aku mau kami semua melakukan orgy di ruang tamu tapi Josephine menolak telanjang di hadapan kedua teman serumahnya. Ya sudah, akhirnya aku menarik gadis China itu ke kamarnya dan kami melakukan hubungan badan yang sangat dahsyat karena kami berdua sudah sama-sama konak melihat Aisyah disetubuhi dua orang teman serumah Josephine.

Pagi-pagi sekali, aku meninggalkan Josephine yang masih terlelap dan masuk ke kamar Aisyah. Kulihat gundikku itu sedang tertidur bugil diapit Raju dan Uncle yang juga sama-sama bugil. Kedua tangan Aisyah menggenggam tangan Raju dan Uncle. Sungguh suatu pemandangan yang teramat damai dan romantis… Kuambil kameraku yang tergeletak di meja samping ranjang dan mengabadikan momen yang indah itu dalam puluhan foto.

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi tampak luar

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi dan difoto, tampak luar

Dengan penasaran, kulihat foto-foto yang mungkin sudah diambil tadi malam saat mereka bertiga kutinggal. Ternyata banyak juga fotonya, ada ratusan… Dari foto-foto yang kulihat, kelihatannya Aisyah lebih banyak meladeni Raju, sedangkan si Uncle lebih banyak mengambil foto. Mungkin karena faktor usia, si Uncle tak mampu menyamai stamina Aisyah.

Dengan puas, kuletakkan kameraku dan balik ke kamar Josephine untuk kembali menemaninya tidur.

Kami berdua terbangun sekitar dua jam kemudian. Seperti biasa, kami langsung berpelukan dan berciuman. Lalu saling memandangi wajah masing-masing sambil tersenyum. Biasanya kami lanjutkan ngobrol setelah itu tapi kami mendengar suara-suara dari kamar sebelah. Karena itu kami putuskan untuk segera bangun dari tempat tidur.

Josephine buru-buru mengenakan celana pendek dan tank top-nya sementara aku keluar duluan sambil masih bugil. Kulihat di kamar sebelah Aisyah sedang menaiki Raju di atas ranjang sementara mulutnya mengisapi kontol si Uncle. Mereka cuma melihatku sekilas ketika aku masuk tapi langsung melanjutkan kembali aktifitas mereka. Aku tersenyum saja dan tak terasa burungku jadi mengeras juga.

Waktu Josephine masuk, ia mengucap “Wow” sambil tersenyum lebar melihat adegan yang sedang berlangsung. Kuberi dia tugas untuk mengabadikan peristiwa itu dengan kameraku, sementara aku ikut bergabung. Jadilah kami melakukan foursome. Aku yakin buat kami semua itulah foursome kami yang pertama kali.

Kamar hotel tempat Aisyah kusetubuhi

Kamar hotel tempat aku dan Aisyah menginap di jantung kota Kuala Lumpur

Sebelum makan siang, aku dan Aisyah pamit untuk kembali ke hotel kami. Siang itu kami makan di kamar hotel saja dengan memesan makanan dari room service. Foto-foto yang kami buat (ada lebih dari 400 foto!) segera kami pindahkan ke laptop. Sambil makan, aku dan Aisyah menikmatinya dengan tersenyum-senyum.

Aku jadi sangat bergairah sehingga malam itu aku memperlakukan Aisyah seperti pengantin baru. Kusetubuhi ia dengan penuh nafsu sepanjang malam karena besok siang kami sudah harus berangkat ke KLIA. Untunglah besok kami bisa langsung turun ke bawah dan check in di counter MAS di KL Sentral. Jadi kunikmati Aisyah sepenuh hatiku sampai kukembalikan dia kepada suami dan anak-anaknya besok.

Maaf kalo field reportnya cukup berantakan. Kejadiannya terjadi seminggu yang lalu dan aku buru-buru menuliskan seadanya sebelum hilang dari memoriku… 🙂 Nanti kalo ada waktu, aku rapiin lagi deh.