Photo Session dan Orgy

Semuanya berawal dari fantasi. Apa yang kutulis dalam jurnal kali ini adalah fantasi yang berwujud menjadi kenyataan.

TKP, apartemen tempat Aisyah disetubuhi tampak luar

TKP, apartemen kumuh di Jalan Abraham, belakang Bukit Bintang, tampak luar

Ini semua terkait dengan sebuah website yang aku kelola, yang juga merupakan obsesiku. Menurutku, fantasi seks yang paling hebat adalah menyaksikan seorang wanita cantik, terutama seorang istri, yang disetubuhi oleh banyak lelaki lain, baik secara bersama-sama maupun bergantian. Akan lebih baik lagi bila lelaki-lelaki itu memiliki fisik yang buruk rupa.

Aku punya ide untuk mengorganisasi event semacam itu lalu mengabadikannya melalui foto-foto yang indah.

Banyak cara yang sudah kutempuh untuk mewujudkannya, termasuk dengan bantuan seorang kawan baik yang mempublikasikan ide ini melalui website dia. Sayangnya sampai sejauh ini belum berhasil juga. Sampai akhirnya tiba suatu saat di mana aku berhasil membuktikan pepatah lama: “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.”

Dalam beberapa tahun terakhir ini aku banyak melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, salah satunya ke Kuala Lumpur. Di kota ini pula aku sempat berkenalan dengan Josephine, seorang freelance spa therapist. Gadis China dari Penang ini berusia 25 tahun. Aku sudah sekitar dua tahun menjadi customer setianya. Dalam perjalanan yang cukup panjang itu pula aku berhasil menjadikannya sebagai TTM-ku.

Jadinya, setiap kali aku pergi ke KL, aku tak perlu cari PSK secara ketengan. Josephine sudah bisa memberiku pijatan yang super enak, seperti yang pernah kuceritakan di sini, dan ditambah dengan hubungan badan pula.

Karena keintimanku dengannya, wajarlah kalau kami sudah biasa saling curhat. Biasanya kami melakukan itu di pagi hari saat weekend setelah bergulat berdua dan lalu tidur berdekapan semalaman. Di suatu minggu pagi yang cerah, aku menceritakan ideku itu kepada Josephine.

Josephine ternyata sangat mendukung ide liarku. Ia bahkan menawarkan Raju dan Uncle, teman serumahnya, untuk menjadi model pria jika aku mau melakukan photo session ini di KL. Aku sudah tahu kedua lelaki itu karena aku kerap menginap di tempat Josephine. Raju adalah seorang pemuda Tamil berkulit hitam, sedangkan Uncle (aku tak pernah ingat nama China-nya) adalah seorang lelaki China tua dari Sabah yang berusia sekitar 50 tahunan.

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi dan difoto

Ia bahkan menawarkan photo session itu mengambil tempat di rumahnya. Memang rumahnya cukup mewakili fantasiku. Rumah Josephine adalah sebuah flat kecil dan kumuh dengan 3 kamar. Letaknya pun di pemukiman kumuh di belakang tempat hiburan malam Bukit Bintang.

Aku senang sekali dengan dukungan Josephine. Sayangnya ia menolak menjadi foto modelku kalau model prianya adalah teman-teman serumahnya. Soalnya selama ini mereka bertiga telah menjadi teman serumah yang baik. Kalau dicampuri dengan hubungan seks tentunya akan menjadi jauh lebih rumit. Fair enough, aku bisa mengerti sih dengan pendiriannya.

Josephine mengusulkan Aisyah saja yang menjadi model wanitanya. Kupikir-pikir, itu bukan ide yang jelek.

Aisyah adalah bawahanku di kantor yang sudah merangkap sebagai TTM-ku sejak beberapa tahun terakhir ini. Usianya tahun ini genap 33 tahun dan sudah punya 3 orang anak. Cewek Batak ini orangnya manis dan manja. Di samping itu body-nya pun masih terbilang lumayan untuk ukuran seorang ibu muda.

Membujuk Aisyah untuk menjadi foto modelku sebetulnya terbilang susah. Mulanya ia menolak mentah-mentah dengan alasan takut ketahuan suami, anak-anak, dan keluarganya. Pertimbangan yang sangat masuk akal dan bisa kupahami sebetulnya. Untungnya aku menganut filosofi “never take no for an answer”.

Setelah aku mematangkan rencanaku untuk melakukan photo session di KL, di mana tak ada orang yang akan mengenal dia, ditambah lagi dengan persetujuan bahwa aku tak akan mempublikasikan foto-fotonya via internet, akhirnya Aisyah luluh juga. Apalagi ketika kuberi tahu kalau para model pria adalah teman-teman serumah Josephine selama bertahun-tahun.

Aisyah memang sangat percaya kepada Josephine. Sudah setahun terakhir ini kami secara rutin melakukan threesome tiap bulan. Kami biasa melakukannya di KL karena aku selalu bisa mendapatkan cara untuk mengajak Aisyah melakukan perjalanan dinas ke sana.

Aisyah dan cincin kawinnya

Aisyah malu-malu memperlihatkan cincin kawinnya sebelum acara dimulai. Ibu 3 anak ini tidak mengenakan apa-apa kecuali cincin kawinnya selama acara berlangsung.

Bahkan aku mendapatkan hal yang lebih dari yang kuharapkan. Aisyah ternyata juga setuju untuk melakukan hubungan badan beneran dengan kedua model pria untuk kesuksesan photo session-ku! Padahal tadinya aku cuma berharap ia mau difoto bugil saja bersama-sama mereka. Hanya saja waktu aku bilang bahwa ia pun harus mau bersetubuh dengan para model pria, ditambah dengan sedikit bujuk rayu dan negosiasi, akhirnya ternyata Aisyah mau juga. Ya sudah, senanglah hatiku…. (Hehehe… kalau Aisyah membaca ini, pastilah ia marah-marah dan mencubitku… but it’s too late, honey… lagian kamu kan ternyata suka juga….)

Singkatnya, pemotretan berjalan cukup lancar walaupun awalnya beberapa di antara kami cukup grogi juga. Seperti yang sudah disanggupi, Aisyah akhirnya melakukan threesome bersama Raju dan Uncle. Sementara aku menangkap peristiwa itu dari berbagai sudut. Benar-benar pengalaman yang luar biasa dan sangat sulit untuk dilupakan!

Klimaksnya, Raju dan Uncle menyemprotkan air mani mereka ke muka Aisyah. Kami semua tertawa melihat wajah Aisyah yang berantakan! Demikianlah kesudahan photo session yang telah kuidamkan sejak lama.

Aisyah minta izin untuk mencuci mukanya dulu. Sambil beristirahat, kami ngobrol dan makan malam dengan Domino’s Pizza yang kupesan setengah jam sebelumnya. Tadinya aku dan Aisyah berencana untuk pulang ke hotel kami setelah acara itu tapi rencana kami berubah setelah kami selesai makan malam.

Makan malam kami, Domino's Pizza

Walaupun relatif sederhana tapi ini jadi salah satu makan malam terlezat dan paling berkesan bagi kami

Kami putuskan untuk menginap di rumah mereka saja malam itu. Kami sepakat kalau Aisyah akan tidur sekamar dengan Raju dan Uncle, sementara aku tidur sekamar bersama Josephine. Tiap pasangan bebas melanjutkan hubungan seks di kamar masing-masing. Aku hanya berpesan kepada Aisyah dan kedua pejantannya supaya tidak mengunci pintu kamar mereka supaya aku bisa masuk sewaktu-waktu. Kamera kutinggalkan bersama mereka bertiga, kalau-kalau mereka mau mengabadikan pertempuran lanjutan mereka.

Tadinya aku mau kami semua melakukan orgy di ruang tamu tapi Josephine menolak telanjang di hadapan kedua teman serumahnya. Ya sudah, akhirnya aku menarik gadis China itu ke kamarnya dan kami melakukan hubungan badan yang sangat dahsyat karena kami berdua sudah sama-sama konak melihat Aisyah disetubuhi dua orang teman serumah Josephine.

Pagi-pagi sekali, aku meninggalkan Josephine yang masih terlelap dan masuk ke kamar Aisyah. Kulihat gundikku itu sedang tertidur bugil diapit Raju dan Uncle yang juga sama-sama bugil. Kedua tangan Aisyah menggenggam tangan Raju dan Uncle. Sungguh suatu pemandangan yang teramat damai dan romantis… Kuambil kameraku yang tergeletak di meja samping ranjang dan mengabadikan momen yang indah itu dalam puluhan foto.

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi tampak luar

TKP, kamar tempat Aisyah disetubuhi dan difoto, tampak luar

Dengan penasaran, kulihat foto-foto yang mungkin sudah diambil tadi malam saat mereka bertiga kutinggal. Ternyata banyak juga fotonya, ada ratusan… Dari foto-foto yang kulihat, kelihatannya Aisyah lebih banyak meladeni Raju, sedangkan si Uncle lebih banyak mengambil foto. Mungkin karena faktor usia, si Uncle tak mampu menyamai stamina Aisyah.

Dengan puas, kuletakkan kameraku dan balik ke kamar Josephine untuk kembali menemaninya tidur.

Kami berdua terbangun sekitar dua jam kemudian. Seperti biasa, kami langsung berpelukan dan berciuman. Lalu saling memandangi wajah masing-masing sambil tersenyum. Biasanya kami lanjutkan ngobrol setelah itu tapi kami mendengar suara-suara dari kamar sebelah. Karena itu kami putuskan untuk segera bangun dari tempat tidur.

Josephine buru-buru mengenakan celana pendek dan tank top-nya sementara aku keluar duluan sambil masih bugil. Kulihat di kamar sebelah Aisyah sedang menaiki Raju di atas ranjang sementara mulutnya mengisapi kontol si Uncle. Mereka cuma melihatku sekilas ketika aku masuk tapi langsung melanjutkan kembali aktifitas mereka. Aku tersenyum saja dan tak terasa burungku jadi mengeras juga.

Waktu Josephine masuk, ia mengucap “Wow” sambil tersenyum lebar melihat adegan yang sedang berlangsung. Kuberi dia tugas untuk mengabadikan peristiwa itu dengan kameraku, sementara aku ikut bergabung. Jadilah kami melakukan foursome. Aku yakin buat kami semua itulah foursome kami yang pertama kali.

Kamar hotel tempat Aisyah kusetubuhi

Kamar hotel tempat aku dan Aisyah menginap di jantung kota Kuala Lumpur

Sebelum makan siang, aku dan Aisyah pamit untuk kembali ke hotel kami. Siang itu kami makan di kamar hotel saja dengan memesan makanan dari room service. Foto-foto yang kami buat (ada lebih dari 400 foto!) segera kami pindahkan ke laptop. Sambil makan, aku dan Aisyah menikmatinya dengan tersenyum-senyum.

Aku jadi sangat bergairah sehingga malam itu aku memperlakukan Aisyah seperti pengantin baru. Kusetubuhi ia dengan penuh nafsu sepanjang malam karena besok siang kami sudah harus berangkat ke KLIA. Untunglah besok kami bisa langsung turun ke bawah dan check in di counter MAS di KL Sentral. Jadi kunikmati Aisyah sepenuh hatiku sampai kukembalikan dia kepada suami dan anak-anaknya besok.

Maaf kalo field reportnya cukup berantakan. Kejadiannya terjadi seminggu yang lalu dan aku buru-buru menuliskan seadanya sebelum hilang dari memoriku… 🙂 Nanti kalo ada waktu, aku rapiin lagi deh.

Nina, Isteri yang Baik

Ini cerita beberapa waktu yang lalu saat aku berkunjung ke Bandung selama beberapa hari. Aku menginap di suatu hotel yang asri dengan interior yang cukup artistik di lingkungan yang tak terlalu ramai dengan udara yang sejuk.

Seperti biasa, ritual yang selalu kulakukan tiap bertandang ke hotel adalah mencoba spa-nya.

Pagi itu aku membooking Nina. Aku sudah mengamati gadis ini sejak beberapa hari sebelumnya. Orangnya mungil, manis dan ramah.

Di kamar terapi sudah disediakan seragam batik untuk pengunjung di atas ranjang. Seperti biasa, aku singkirkan saja seragam lucu itu dan langsung melepas semua pakaianku. Aku ingin Nina langsung melihatku bugil.

Saat dipijat tengkurap, aku biasanya tak banyak omong. Ini saat-saat menikmati pijatan dari si terapis. Pijatan Nina ternyata lumayan enak walaupun tidak luar biasa. Masih kalah sama pijatan terapis Bersih Sehat (Emang BS sering jadi barometerku kalau menilai enak tidaknya pijatan).

Saat selesai bagian belakang dan membalikkan badan, barulah aku mengajak Nina berbincang-bincang. Pertama-tama tentu saja kupuji pijatannya yang enak. Lalu pembicaraan pun mengalir. Kukorek sebanyak mungkin cerita tentang dirinya. Aku memang senang mengetahui kehidupan pribadi terapis yang memijatku.

Ternyata dia asalnya buruh pabrik dan baru sekitar setahun menjadi terapis di spa. Walaupun mungil dan cukup imut, ternyata dia sudah berkeluarga dan memiliki satu anak perempuan. Suaminya kerja di Jakarta dan hanya pulang sekali tiap seminggu atau dua minggu. Dari berbagai pengalaman kerjanya selepas SMA yang diceritakannya padaku, kusimpulkan usianya sekitar 23 tahun.

TKP, tempat Nina melayaniku

TKP, tempat Nina melayaniku

Setelah puas mendengar cerita tentang kehidupan pribadinya, aku menanyakan apakah dia bisa memberikan servis plus. Malu-malu ia mengiyakan. Dengan girang aku mengajaknya bersetubuh. Sayang, rupanya ia hanya mau memberikan HJ dan BJ. Biarpun sudah dibujuk dan dirayu, ia tetap bergeming dengan pendiriannya.

Ya sudah, kupikir daripada nggak sama sekali, yang penting aku ingin Nina mengeluarkan spermaku pagi itu.

Sebelum gadis itu melakukan tugasnya, aku bertanya padanya.

“Nggak apa-apa nih kalau Nina melakukan ini? Nggak apa-apa sama suaminya?”

“Nggak apa-apa..” jawabnya pelan sambil tersenyum.

“Syukurlah,” timpalku. Aku merasa senang kalau ia mantap melakukannya. Beginilah tipe wanita yang kusukai. Walaupun sudah bersuami tapi tidak jual mahal, tetap bersedia melayani dan memberikan kesenangan kepada pria lain.

Ia mulai mengulum dan mengisap alat vitalku sementara aku masih tiduran. Setelah beberapa lama, aku menyuruhnya berganti posisi. Mulanya aku berdiri sedangkan dia berlutut di depanku. Sebetulnya aku paling suka posisi tuan dan jongos seperti itu. Aku bisa berkacak pinggang dan memegangi kepalanya sementara dia bersimpuh di hadapanku berusaha membuatku orgasme dengan mulutnya.

Sayang Nina terlalu mungil dan mungkin aku terlalu tinggi baginya. Dengan posisi itu, ia jadi terlalu mendongak dan jadi cepat pegal. Akhirnya sebagai jalan tengah, aku duduk di tepi ranjang. Dengan posisi sekarang, Nina juga merasa lebih nyaman. Ia bisa menaikturunkan kepalanya untuk membuat alat vitalku menggelosor-gelosor di dalam mulutnya yang mungil. Rambutnya yang semula terikat rapi mulai acak-acakan.

Aku senang sekali melihat pemandangan indah itu. Sayangnya, Nina tidak terlalu mahir dalam BJ. Isapannya kurang kuat. Alhasil, lewat sepuluh menit aku belum juga berhasil mengeluarkan air maniku di dalam mulutnya. Padahal di awal kami sudah sepakat kalau Nina akan meminum air maniku.

Akhirnya dia menyarankan untuk HJ saja. Walaupun agak kecewa, kuiyakan saja usulnya. Aku ingin melakukannya sambil berdiri. Kami lalu mencari tempat yang agak luas di depan cermin. Ternyata genggaman dan kocokan Nina mantap juga. Jelas ia lebih mahir melakukan HJ daripada BJ. Sambil dikocok, aku memeluk erat tubuh Nina.

Semakin kuat kocokannya, semakin dekat aku pada orgasmeku, semakin erat juga pelukanku pada tubuh Nina. Posisi HJ seperti ini sangat kusukai karena aku bisa merasakan keintiman dengan terapisku. Kurasa pelukanku begitu eratnya sampai seolah aku akan meremukkan tubuh Nina yang mungil. Apalagi aku sambil membayangkan suaminya yang mungkin akan gigit jari kalau melihat isterinya melayaniku seperti itu.

Tak butuh waktu lama, aku memuncratkan air maniku yang kental ke atas lantai berubin seperti batu itu. Sambil terengah-engah menikmati orgasme, tetap kupeluk erat Nina seperti kekasihku sendiri. Aku benar-benar puas!

Kulihat rambut Nina benar-benar acak-acakan sekarang. Make up-nya belepotan karena sebagian mukanya tadi menempel di dadaku yang berkeringat dan berminyak. Aku benar-benar puas melihat hasil karyaku pada dirinya. Aku benar-benar puas karena berhasil ngerjain isteri orang.

Sambil istirahat, aku memperhatikan dia membersihkan air maniku yang berceceran di lantai. Setelah itu Nina membereskan bajunya dan rambutnya. Rupanya ia tak menyadari make up-nya yang berantakan. Karenanya sebelum ia meninggalkan ruangan, kuingatkan dirinya.

Aku berdiri di belakangnya, memperhatikan sambil tersenyum saat ia memoles kembali wajahnya di depan cermin. Setelah itu barulah aku pergi mandi dengan air hangat. Aku baru menyelesaikan mandiku saat Nina kembali masuk ke dalam ruangan membawakan sepoci green tea.

Sambil kuucapkan terima kasih, kucatat nomor HP-nya dan kukecup keningnya. Ia pun tersenyum ramah dan meninggalkan ruangan. Walaupun sederhana, aku benar-benar terkesan dengan pelayanan Nina, seorang isteri yang baik….

Masihkah Gadis Melayu Konservatif?

Siang ini saat lunch aku mendapatkan nikmat pemandangan yang indah. Seorang gadis melayu cantik dan bertubuh seksi memperlihatkan keindahan tubuhnya di depan mataku. Ia mengenakan kaus ketat orange menampakkan lengannya yang mulus dan sebagian dadanya. Celana pendek jean-nya sangat minim sehingga aku leluasa menikmati pahanya yang mulus.

Gadis melayu sexy. Maaf pahanya yang mulus tak begitu terlihat di foto ini.

Gadis melayu sexy. Maaf pahanya yang mulus tak begitu terlihat di foto ini padahal saat itu ia mengenakan hot pants yang super pendek.

Berlebihan? Hehehe… dari satu sisi mungkin juga sih. Soalnya aku sebetulnya bisa leluasa menikmati pemandangan indah yang bahkan lebih terbuka lagi dari gadis-gadis China. Wanita China, mulai dari gadis ABG sampai MILF dari berbagai golongan (mahasiswi, pekerja, ibu rumah tangga, turis, dsb.) memang biasanya lebih bermurah hati memperlihatkan kulit mereka kepada kaum adam.

Bagaimanapun juga, aku tetap sangat menghargai gadis melayu yang duduk di hadapanku itu. Soalnya mendapatkan pemandangan indah seperti itu dari seorang gadis melayu sangatlah langka. Penampilan gadis melayu di KL sehari-hari bisa dilihat dari cara berpakaian teman si gadis yang duduk di hadapannya itu. Bertudung dan sangat sedikit kulit yang diperlihatkan.

Malah awalnya aku sempat mengira dia itu seorang gadis china karena cara berpakaiannya. Setelah menperhatikan secara seksama, barulah aku ngeh kalau dia itu memang seorang melayu sejati! Amboi… Benar-benar bagaikan harta terpendam yang baru dibuka untuk dinikmati keindahannya…

Jadi, aku tetap sangat menghargai kemurahan hati si gadis melayu budiman yang dengan percaya diri menampilkan dirinya apa adanya bagi kaum adam seperti diriku… 🙂

Josephine

Minggu pagi ini aku menemui Josephine di rumah kontrakannya yang sederhana. Ini pertemuanku yang ke-20 dengannya, atau yang ke-13 di rumah kontrakannya.

Pagi yang hujan gerimis ditemani awan mendung memang merupakan saat yang tepat buat dipijat. Aku sengaja memilih hari Minggu pagi supaya bisa lama chit chat dengannya. Aku sampai sekitar pukul 10.40.

Begitu masuk kamar tidurnya, tanpa basa-basi aku langsung menanggalkan seluruh pakaianku. Aku sudah terbiasa bugil di hadapannya.

Sambil merendam kedua kakiku, seperti biasa ia curhat padaku. Aku hanya jadi pendengarnya yang setia sambil memegang-megang paha dan tangannya.

Josephine

Josephine

Puas curhat, aku disuruhnya naik ke atas tempat tidurnya untuk dipijat. Sebelumnya, tentu saja seperti biasa, aku memeluk tubuhnya dengan erat. Tubuh telanjangku kutempelkan seluruhnya ke tubuhnya yang halus. Kuciumi dan kuhisap bahunya yang terbuka. Tanganku meraba belakang lehernya dan punggungnya.

Kutempelkan alat vitalku yang telanjang ke perut bagian bawahnya. Saat menempel, sedikit demi sedikit alat vitalku mulai menegang. Kubiarkan alat vitalku dalam posisi seperti itu dan kunikmati betul. Josephine sudah tahu kebiasaanku itu dan membiarkannya saja.

Saat aku melepaskan tubuhnya, dia melihat pada alat vitalku yang sudah menegang.

Aku berbaring telungkup menikmati pijatannya. Pijatan Josephine memang tiada duanya. Walaupun usianya masih muda tapi kualitas pijatannya kurang lebih sama dengan pijatan terapis top di Bersih Sehat Jakarta. Bahkan mungkin lebih!

Josephine tak pernah memijat tulang. Menurutnya itu tak baik. Ia selalu memijat otot. Kurasa teorinya benar karena aku selalu merasa badanku enak sekali sehabis dipijatnya. Badanku kadang malah sakit kalau habis dipijat oleh terapis yang senang memijat tulang.

Yang jelas, terapis Bersih Sehat tak ada yang berani menyentuh alat vitalku walaupun aku juga selalu bugil di hadapan mereka. Apalagi mengurut alat vitalku sampai aku ejakulasi… Akan kujadikan langgananku seumur hidup deh kalau sampai ketemu terapis Bersih Sehat yang seperti itu.

Balik lagi ke Josephine. Kunikmati benar-benar pijatannya yang kuat dan mantap pada seluruh tubuhku. Mulai kepala, bahu, punggung, pinggang, pantat, paha, betis dan telapak kaki sambil diiringi musik spa yang mengalun merdu.

Kunikmati saat dengkulnya dipakai memijat pantatku. Enak sekali. Ritual memijat dilakukannya cukup lama. Selanjutnya dia mengurut seluruh badanku dengan beberapa macam minyak & lotion.

Setelah beberapa jam, ia mempersilakanku untuk buang air kecil ke kamar mandinya yang kecil dan sederhana. Ketika kembali, aku disuruhnya duduk supaya ia bisa memijat leherku. Enak sekali…

Selesai dipijat leher, aku disuruhnya telentang untuk treatment berikutnya. Ia memijat bagian atas tubuhku dari sebelah atas kepalaku. Saat memijat perutku, kedua payudaranya berkali-kali menyentuh mukaku. Tak kusia-siakan kesempatan, kukecup payudaranya saat melalui mulutku.

Saat ia memijat kedua kakiku, kusempatkan juga meraba punggung bagian bawahnya. Ia membiarkan saja aku berbuat demikian.

Tangannya yang lembut mempermainkan dan memijati alat vitalku. Enak sekali. Kurang lebih sepuluh menit dia memijati buah zakar, pangkal alat vital dan sekitar selangkanganku. Sambil menikmati belaian tangannya, mataku menikmati keindahan tubuh Josephine yang kuning langsat dibalut tank top tipis berwarna ungu.

Lalu dia dengan garangnya mengocok alat vitalku. Aku mengerang-erang tak berdaya diperlakukan seperti itu. Ia selalu tersenyum bila sudah melihatku seperti itu. Air maniku muncrat saat ia mengocok. Seperti biasa, ia akan terus mengocok walaupun aku telah keluar. Aku benar-benar suka diperlakukan seperti itu!

Pukul 2pm kurang aku meninggalkan rumahnya. Selesai makan di food court Low Yat, aku naik monorail disambung taxi pulang ke condo-ku. Sore itu aku tidur dengan mantap sekali. Seluruh badan rasanya enak sehabis dipijat.